Autumn In Seoul

09.43


Bagaimana? Judul postingan ini sudah mirip dengan judul buku Ilana Tan, kan? Gabungan antara Spring in Seoul dan Autumn in Paris #maksa. Sebenarnya, sudah lama saya ingin menulis tentang perjalanan saya ke Korea Selatan. Namun, karena terlalu excited, saya jadi tidak tahu harus menulis dari mana. Beberapa waktu lalu, saya sudah men-share cara mengurus visa Korea Selatan dan kali ini, saya akan membagi sedikit kumpulan foto liburan saya di Korea Setan.

Seperti judul postingan ini - Autumn in Seoul-, saya memang berlibur ke Korea Selatan saat bulan November 2016, ketika sedang musim gugur di Korea Selatan. Seperti yang saya baca, Musim Semi dan musim gugur adalah puncak terbaik untuk berlibur ke Korea Selatan karena Korea sangat cantik saat musim ini, terlebih pada musim gugur dimana daun-daun berubah warna menjadi kuning, merah dan coklat.

Ewha Woman University

Jalanan menuju Namsan Tower
Salah satu sudut istana Gyeongbokgung

Saat musim semi, Korea benar-benar terlihat cantik. Foto-foto yang saya ambil hanya menggunakan kamera ponsel biasa dan tanpa filter sama sekali. Pokoknya, banyak tempat yang instagramable. Namun, sebagai orang yang tinggal di negeri tropis, saya tidak terbiasa dengan cuaca dingin. Saya berada di sana mulai dari awal sampai pertengahan November. Hari-hari pertama saya di Korea adalah hari-hari terdingin. Tangan dan kaki rasanya kaku. Hidung saya juga terasa keras dan sakit. Napas yang keluar dari mulut juga mulai berasap (akhirnya merasakan apa yang dilihat di K-Drama, wkwk).

Karena terlalu kedinginan, ada moment-moment dimana saya tidak bisa menikmati liburan saya di Korea Selatan. Harus saya akui, ternyata saya tidak suka udara yang terlalu dingin. Sebenarnya, saya juga jarang menyalakan AC jika tidak benar-benar terlalu dibutuhkan.
Apalagi saat liburan kemarin, suhu udara menyentuh angka 0 dan sampai minus. Kadang-kadang, mau memotret saja rasanya jadi malas karena harus mengeluarkan tangan dari dalam saku. Pagi-pagi juga rasanya malas bangkit dari tempat tidur karena terlalu dingin. Awalnya saya semangat sekali, sampai-sampai saya berencana untuk keluar pagi-pagi dari hotel karena tak ingin melewatkan sedikit pun waktu sia-sia di sana. Tapi, yang terjadi adalah sebaliknya. Bahkan di hari-hari saya keluar dari hotel nyaris hampir tengah hari. Kalau dipikir-pikir sekarang rasanya menyesal sekali


Menyewa hanbok di kawasan Bukchon Hanok Village. 10.000 won/ 2 jam.


Namsangol Hanok Village

Naminara Republic atau disebut Pulau Nami

Salah satu icon Korea Selatan, King Sejong - Penemu tulisan hangul.

Tempat eksibisi, Dongdaemun Design Plaza

Petite France yang terkenal sebagai lokasi syuting My Love from The Star



Sudah dingin malah minum Iced. Dingin + dingin = netral.

Susu Pisang yang wajib dicoba. Rasanya enak bangettt. Harganya sekitar 1.350 won.




Kimbab rasa Tuna.

Untuk urusan makan, porsi makan orang Korea itu banyak banget. Hari pertama di sana, saya dan teman-teman tidak makan sampai habis. Pertama, karena lidah belum terbiasa dan kedua karena porsinya banyak banget. Kita sampai heran waktu lihat orang korea di meja sebelah bisa menghabiskan semangkuk makanan dengan porsi yang sama seperti punya kami. Tapi, ini hanya di hari-hari pertama saja. Hari-hari berikutnya, makanan saya selalu habis dan tak bersisa sedikit pun.

Mungkin alasan kenapa orang  Korea makannya banyak adalah karena cuaca yang dingin, Cuaca dingin selalu membuat kita ingin makan lagi dan lagi. Selain itu, orang Korea adalah senang berjalan kaki. Transportasi utama di sana adalah bus dan juga subway. Bus tidak bisa berhenti sembarangan dan hanya berhenti di halte, jadi mereka harus berjalan jauh menuju halte yang tentu menguras energi. Begitu juga dengan subway, menuju stasiun subway saja kita harus naik turun tangga ke bawah tanah plus muter-muter. Jadi tidak heran, porsi makanan yang kita makan dari restoran telah habis di jalan dan membuat kita sudah lapar lagi.

Di sana saya menggunakan alat transportasi umum. Awalnya memang membingungkan karena saya memang belum pernah naik subway, tapi makin lama makin mengerti. Saya sarankan untuk mendownload aplikasi subway di ponsel biar lebih mudah.

So, demikianlah sedikit selayang pandang tentang liburan saya di Korea Selatan. Maaf atas beberapa foto yang kualitasnya kurang baik karena saya mengambilnya dari ponsel saya yang apa adanya. Di kesempatan lain, mungkin saya akan menulis lagi tentang berlibur ke Korea. Terlebih tentang tips serta culture shock di sana.




You Might Also Like

0 komentar

Baca juga :

Subscribe