Perjalanan 20 Menit

23.26

Gara-gara sepedaku rusak dan berhubung nggak ada yang mengantar ke tempat kerja, aku memutuskan untuk berjalan kaki saja.
Jarak dari rumah ke tempat kerja kurang lebih bisa ditempuh 20 menit kalau berjalan kaki, 12 menit naik sepeda, 6 menit naik sepeda motor.
Karena hampir setiap berjalan kaki, rasa pegal sudah nggak terasa. Udah kebal kayaknya. Tapi, kadang-kadang, rasa bosan yang sering datang. Setiap hari melewati 20 menit di jalan yang sama.
Pemandangan kanan kiri tak berubah banyak setiap harinya. Deretan rumah makan yang menyajikan berbagai jenis masakan, mulai dari masakan nusantara samoai oriental dan western. Kumpulan orang-orang yang mengantri di masing-masing stall dengan gadget-gadget mereka.
Ada pula kedai kopi yang ikut-ikut merebak di sepanjang pertokoan itu.
Setiap hari, kulalui jalan itu dengan perasaan minoritas. Terdengan suara orang-orang yang berbincang dengan bahasa yang tak kupahami. Berpuluh-puluh tahun aku berbaur dengam mereka, tak sedikit pun aku memahaminya.
Jalan yang kulalui masih sama. 20 menit yang sangat membosankan.
Kadang kubunuh rasa bosan itu dengan menyumpal kedua telingaku. Mengisi otakku dengan lagu melalui headset. Pikiranku pun mulai melayang entah kemana. Tak lagi kuperhatikan jalanan itu.
Orang-orang seakan menghilang.
Pikiranku berkelana, tentang manusia-manusia fiktif yang kuciptakan diilusiku. Tentang cerita mereka yang tak sabar kuabadikan.
Kadang pula, 20 menit itu kugunakan untuk refleksi diri. Mengenang apa yang terlewatkan. Mendamba apa yang belum menghampiri.
Mendadak 20 menit menjadi tak lagi membosankan. Tapi, aku masih tak merindukan jalan yang sama.

You Might Also Like

0 komentar

Baca juga :

Subscribe